5 Legenda Kuliner Nusantara yang Sudah Turun Temurun
petatempatwisata.com
Usaha kuliner seringkali jadi salah satu usaha andalan keluarga. Tak sedikit restoran atau rumah makan di Indonesia yang masih bertahan dari generasi ke generasi. Tentu saja dengan tetap mempertahankan resep asli dan cita rasa makanan yang melegenda. Tak heran banyak pencinta kuliner yang juga secara turun temurun menjadi pelanggan setianya. Qraved akan kasih kamu list beberapa legenda kuliner di Indonesia yang hasil masakannya masih banyak dicintai oleh pencinta kuliner.
Berbekal resep ayam goreng kremes ala Mbok Berek yang telah terkenal kelezatannya sejak tahun 1950-an, cucu dari Mbok Berek, ibu Noor mendirikan rumah makan ayam goreng Mbok Berek yang pertama di Yogyakarta. Sebelum meninggal Mbok Berek berpesan kepada anak cucunya untuk meneruskan usahanya, itulah sebabnya semua keturunan beliau berhak menggunakan merk dagang Ayam Goreng Mbok Berek. Salah satunya Ny. Umi anak dari ibu Noor yang menjadi generasi ke-4 dan mengembangkan usaha ayam goreng ini dengan membuka beberapa cabang di Jabodetabek sejak tahun 1972.
Di balik kelezatan ayam goreng resep khas Ny. Suharti tersimpan kisah unik dari logo yang digunakan untuk rumah makan ini. Usaha yang dimulai tahun 1972 di Yogyakarta ini terinsipirasi dari cita rasa ayam goreng kremes Mbok Berek. Mulanya usaha yang dirintis oleh Ny. Suharti beserta suami ini menggunakan logo dua ayam dengan huruf S dan nama Ny. Suharti. Namun sejak keduanya pecah kongsi, Ny. Suharti memulai kembali usahanya dari awal dan mendirikan rumah makan serupa dengan logo foto beliau dan nama Suharti hingga saat ini. Kini cabangnya sudah tersebar di beberapa kota di Jawa dan Bali.
Kesegaran sop ayam ini tak perlu diragukan lagi khususnya di daerah Klaten dan sekitarnya. Spanduk hijau terang dengan huruf kapital menjadi ciri khas dari warung sop pecok ini. Awalnya 50 tahun yang lalu, Pak Min dan istri mendirikan warung sop pertamanya di pasar Klaten. Dari situ lama kelamaan berkembang dan resepnya diwariskan kepadanya anak-anaknya yang dapat kita lihat dari tulisan kecil di dalam kurung di spanduk, misalnya Sop Ayam Pak Min Klaten (Ragil). Hingga kini kamu bisa mencicipi cita rasa legendaris di beberapa cabang seperti di Yogyakarta, Boyolali, Semarang, Jakarta, Bogor, dan Tangerang.
Soto yang asli seger dan murah meriah ini sudah ada sejak tahun 1950. Awalnya warung makan Mbok Giyem ini menjual berbagai macam masakan, tetapi sejak krisis 1998 mereka fokus untuk berjualan soto. Kini cabang waralabanya memang sudah tersebar di beberapa kota di pulau Jawa dan luar pulau Jawa. Hal itulah yang memicu warung yang utama dan asli di Boyolali mengubah merk dagang menjadi Soto Segeer Hj. Fatimah yang merupakan anak dari Mbok Giyem. Mereka pun menegaskan hanya mempunyai tiga cabang asli di sekitar Boyolali. Wah menarik ya!
Warung sate sederhana yang berdiri sejak tahun 1985 ini sudah jadi langganan para pejabat negara. Nama Budi sebagai merk dagang diambil dari nama anak sulung pemilik warung, pak Senen Riyanto. Usaha keluarga ini dimulai dari berjualan angkringan sate keliling Jakarta hingga bisa membuka tempat permanen di Pondok Bambu. Kini sudah tersebar beberapa cabang di Jakarta dan Bekasi dengan tetap mempertahankan cita rasa dan resep asli agar para pelanggan setia tidak pindah ke lain hati. Pak Budi pun menjadi salah satu ikon kuliner Nusantara yang telah lama menggeluti dan melestarikan kuliner autentik dari generasi ke generasi.
This feature is only available in Qraved AppsPlease download Qraved apps to participate in the contest and win the grand prize. Find out for more information in Qraved appsDownload or Open App dismiss