Mukidi. Tokoh rekaan yang menyajikan humor sederhana itu, belakangan ini, nama dengan aroma Jawa kental itu begitu sering muncul di (permukaan) media sosial. Dan karena ketenarannya itu, banyak orang yang mendaku dirinya sebagai otak atas lahirnya Mukidi. Adalah Soetanto Moechlas, orang yang menuliskan kisah-kisah Mukidi dalam bukunya yang berjudul "Laskar Pelawak 2". Dan orangpun kemudian ramai membahas siapakah gerangan orang setengah baya tersebut. Itu baru satu asumsi. Ada asumsi lain yang mengatakan, bahawa Mukidi adalah salah satu tokoh rekaan yang pernah keluar dari mulut Kasino beberapa dekade silam. Karenanya, ada juga yang menghubungkan Mukidi sebagai tekhnis pemasaran Warkop DKI Reborn yang sedang tayang di bioskop. Apapun itu, Qraved ga mau ambil pusing soal itu semua. Yang Qraved tahu --siapapun yang membuat karakter Mukidi-- selalu menyertakan makanan-makanan sebagai bahan leluconan dalam cerita Mukidi, terutama dalam cerita-cerita yang ada di ceritamukidi.wordpress.com. Makanan apa sajakah itu?
Yang pertama durian. Durian pernah dijadikan bahan lelucon dalam cerita Mukidi yang sedang ingin buka bersama. Dalam cerita itu, Mukidi dikisahkan memilih menu durian untuk membatalkan buka puasa. Jus durian lebih tepatnya. Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah, pernahkah Mukidi mencicipi martabak durian dari Bandung Raya? Soalnya martabak yang satu ini punya tekstur lembut dan duriannya melimpah banget. Ah, andai Mukidi sudah pernah mencobanya, pasti ia akan ketagihan.,
Karena Mukidi itu Indonesia banget, makanya ga heran kalo masakan Padang sering banget masuk dalam bahan leluconnya. Entah itu rendang, ataupun ayam pop. Mungkinkah masakan Padang yang ada dalam cerita Mukidi itu adalah masakan-masakan dari Pagi Sore? Soalnya, masakan di Pagi Sore itu enak semua. Persis seperti yang diutarakan Mukidi.
Dalam salah satu scene, diceritakan Mukidi hendak pergi ke Surabaya seorang diri. Ibunya membekali, nasi sambel dan juga ikan asin. Tapi, dalam cerita itu, ga diceritain bekal apa yang dibawa si Mukidi secara detail. Mungkinkah bekal itu nasi kucing dari Sego Kucing Pak Blangkon? Soalnya, sambel dan juga ikan asin yang ada di Sego Kucing Pak Blangkon itu Jawa banget, baik tampilan maupun rasanya.
Selain restoran Padang, warteg juga sering masuk dalam cerita Mukidi. Entah warteg sebelah mana. Mungkin Warmo, yang tersohor itu. Soalnya, siapapun pasti ketagihan sama masakan warteg yang ada di Tebet ini. Mau kikilnya, tempe oreknya, sambelnya, semua enak. Jangankan Mukidi, Dahlan Iskan, Wiranto, ataupun Jokowi saja tergila-gila.
Sebagai seorang Jawa, Mukidi pastilah suka minum teh yang nasgitel (panas, legi, kenthel / panas, manis, kenthal). Nah teh yang kayak gitu cuma ada di segelas teh poci, kayak yang ada di Sate Khas Senayan. Tehnya yang kental dan pakai gula batu, pasti bikin siapa ketagihan. Tak terkecuali Mukidi.
Pernah juga sekali waktu, saat bertemu dengan kawan lawannya, Mukidi menyantap pizza. Kalo ditelaah dengan tidak teliti-teliti amat, sepertinya Mukidi itu memakan pizza Barboni. Soalnya pizza-nya renyah dan pedasnya asli banget, dengan taburan cabe kering di atasnya.
Sebagai seroang Indonesia, Mukidi juga suka nasi goreng. Dan kalo ngomong-ngomong soal nasi goreng, sih, Shao Pao jagonya. Soalnya selain gurih, nasi goreng Shao Pao ada pork-nya yang bikin nasi gorengnya makin pecah di mulut.
This feature is only available in Qraved AppsPlease download Qraved apps to participate in the contest and win the grand prize. Find out for more information in Qraved appsDownload or Open App dismiss