Historia Food & Bar

Meski terbilang masih baru, namun restoran ini telah menjelma menjadi salah satu pusat kongkow favorit bagi anak muda, saat bertandang ke kawasan wisata Kota Tua. Di sini, hampir seluruh menunya diberi penamaan yang unik, seperti Jelangkote yang serupa Pastel (namun lebih crunchy), Bakpao Ketawa, Semur Goyang Lidah, dan lain sebagainya. Namun, tidak akan lengkap namanya ketika berkunjung ke sini, tidak mencicipi Historia Platter, yakni sebuah piring besar berisi beragam jenis gorengan, pangsit udang, ayam goreng, dan beragam snack gurih lainnya.

Kesan pertama masuk ke Historia Food & Bar ini adalah kesan unik dengan lorong berwarna kuning neon yang diberi pajangan stoples berisi rempah-rempah. Selain itu makanan mereka pun kebanyakan berupa masakan Indonesia yang pasti sudah klop di lidah kamu.

One of an authenthic indonesian food, j'dore the Gemblong Pisang as a snack or a dessert, good stuff! And for the main, Nasi Bakar Kebun Belakang has it own taste. Love the ambience, the wall mural is a total dope! And if you craving for something ice and fruity, they have the holy Sherley Temple, so so gewd. Hope you enjoy this review and helping you to figure out the place. #qravedthis

Buat yang cari menu makanan tempoe doloe, bisa banget disini, cuma makan tempe mendoan disini sudah kaya makan di jaman Belanda, dengan gaya bangunan, dan lokasinya di Taman Fatahillah. Jangan cari steak atau burger disini, karena cuma ada makanan jadul disini. Harga bisa dibilang terjangkau. Pergi ketempat ini lebih baik naik kendaraan umum karena susah buat parkir, mengingat lokasinya di Kota Tua.

Warna kuah semur lidah di Historia Food ini emang ga sekental sama kuah semur lidah yang ada di Tugu Kuntskring. Tapi, soal rasa jangan ditanya: dua-duanya sama-sama enak! Kalo ga percaya, kamu bisa bandingin sendiri.